Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Video

Berita

Nasional

Teknologi

Opini

Agama

» » » » » » » Bahaya Memelihara Kebencian Kolektif


Kejahatan berbasis kebencian ( _hate crime_ ) selalu berawal dari ujaran kebencian ( _hate speech_ ). Genosida di Rwanda dan pembantaian Nazi terhadap masyarakat Yahudi merupakan sejarah kelam yang membuktikan, kebencian kolektif dapat berujung pada pemberangusan kelompok berdasarkan suku, etnis, agama, maupun ideologi politik.

Kandidat doktor penologi di Universitas Pau and Pays de l'Adour Perancis Gloria Truly Esterlita menuturkan, teori kausalitas tersebut pernah terwujud di Indonesia.

Gloria menyebut, konflik Dayak-Madura di Sampit dan kerusuhan yang menyasar etnis Tionghoa pada 1998.

Belakangan, kata Gloria, ujaran kebencian kembali menjurus pada kejahatan terhadap kelompok Syiah di Sampang, Madura dan Ahmadiyah di Cikeusik, Bogor, misalnya.

"Kelompok mayoritas menyebut mereka sesat. Pernyataan itu kemudian bertransformasi, dari _hate speech_ menjadi kejahatan berbasis kebencian," ujar Gloria saat berbicara di Festival Film Keberagaman, beberapa tahun lalu.

Gloria menuturkan, menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, ujaran kebencian kembali muncul. Pernyataan itu terlontar dari beberapa pedemo yang berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Jakarta, 4 November lalu.

Oleh karena itu,  sangat penting meredam ujaran kebencian dan hoaks demi menjaga kelangsungan negara Republik Indonesia.  Tak ada satupun alasan untuk memecah bangsa yang sudah diperjuangakn dengan darah dan air mata oleh para _Founding Fathers_ kita.  Apalagi hanya karena landasan naif bernama kebencian.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply